Padarumah tradisional Sumatera Selatan rakit tidak memiliki banyak ruangan. Hanya terdapat 3 runagan yang berfungsi untuk menerima tamu, tempat istirahat, dan tempat
tiperumah tradisional Nias Selatan, yaitu omo hada, omo tuho, dan omo sebua (Duha, 2012: 64-67). Omo hada merupakan sebutan Tiga Tipe Tata Ruang Desa Tradisional Di Nias Selatan,Sumatera Utara, lyada igati ramaresti 49 Nias Selatan menyebutnya newali (Duha, 2012: 199). Penduduk desa pada umumnya
Terdapat1 foto dan informasi lainnya untuk tanah dengan cicilan di Tangerang Selatan, area Bintaro. Properti ini dijual dan dipasang oleh Nilam Suri. Download Aplikasi Rumah123. Tentang Rumah123 Berita Panduan Beri Saran. Dijual. Tipe Properti. Rumah. Rumah. DKI Jakarta. Rumah Dijual di Jakarta Selatan Rumah Dijual di Jakarta Barat Rumah
BCA- Warlami Ajak Penenun TTS Terapkan Konsep Ecofashion. Sabtu, 6 Agustus 2022 00:24. Editor: Alfons Nedabang. lihat foto. POS-KUPANG.COM/HO. EVP CSR BCA
JawabanTTS. Sistem kami menemukan 25 jawaban utk pertanyaan TTS rumah adat sumatera selatan . Kami mengumpulkan soal dan jawaban dari TTS (Teka Teki Silang) populer yang
Sistemkami menemukan 25 jawaban utk pertanyaan TTS ibu kota provinsi sumatrera selatan. Kami mengumpulkan soal dan jawaban dari TTS (Teka Teki Silang) populer yang biasa muncul di koran Kompas, Jawa Pos, koran Tempo, dll. Kami memiliki database lebih dari 122 ribu.
Rumahtradisional Sumatra Selatan: Limas: Pertanyaan TTS Terkait. sumatra barat sumatra timur sumatra utara korea selatan lintang selatan jakarta selatan. TTSpedia merupakan situs
7Jenis Rumah Adat Sumatera Selatan Disertai Gambar Perbedaannya. 10 Macam Rumah Adat Sumatera Dilengkapi Gambar Dan Penjelasan. Sejarah Rumah Adat Limas Rumah
Mengutipdari buku Arsitektur Tradisional Daerah Sumatera Utara (1997), Suku Batak Toba sebagian besar mendiami daerah Tapanuli Utara. Baca juga: Legenda Sampuraga Si Anak Durhaka dari Mandailing Natal Tipe khas rumah adat Batak Toba adalah bentuk atap yang melengkung, serta pada bagian depan terkadang dipasang tanduk kerbau.
Lihatdetail, foto dan peta dari listing properti 20445009 - dijual - TURUN HARGA! Dijual CEPAT 2 Unit Ruko Selangkah Pasar Bawah, Pasar Tradisional Jantung Kota - Guguk Panjang, Bukittinggi, Sumatera Barat, 432 m², Rp 5,5 M
POSKUPANG.COM, SOE- Keterlibatakan oknum aparat keamanan di Timor Tengah Selatan (TTS) yang diduga mengamankan kegiatan perjudian terbuka, enggan merespon pesan WhatsApp maupun telepon dari tim investigasi media. Ya, oknum aparat keamanan ini hendak dikonfirmasi terkait namanya yang diduga masuk
rjN40. Daftar isi1. Rumah Limas2. Rumah Tatahan3. Rumah Ulu4. Rumah Rakit5. Rumah Cara Gudang6. Rumah Kilapan7. Rumah KingkingFilosofi Rumah Adat Sumatera SelatanCiri Khas Rumah Adat Sumatera SelatanPenduduk Sumatera Selatan yang mayoritas adalah etnis melayu dan beberapa etnis pendatang seperti Jawa, Komering, Minangkabau, Batak, dan lainnya mempengaruhi kebudayaan yang beragam di Sumatera satu budaya yang masih dilestarikan sampai sekarang berbentuk rumah adat yang merupakan peninggalan seni arsitektur dari nenek adalah beberapa contoh rumah adat Sumatera Selatan yang sampai saat ini masih sering dijumpai di sepanjang wilayah Sumatera Rumah LimasRumah limas adalah salah satu peninggalan budaya yang menjadi ikon dari rumah adat Sumatera limas sering disebut juga rumah bari yang memiliki arti rumah tua, namanya sendiri terdiri dari kata “lima” dan “emas” yang disingkat menjadi LimasRumah limas dibuat dengan arsitektur yang memiliki lantai berundak yang dinamai kekijing. Limas juga memiliki penyangga yang berbentuk tiang dengan tinggi sekitar 1,2 sampai 2 dari rumah limas adalah mempunyai genting berisi air yang digunakan untuk mencuci tangan dan kaki ketika masuk Rumah TatahanRumah tatahan adalah salah satu rumah adat Sumatra Selatan yang memiliki ciri khas terdapat banyak ukiran-ukiran atau tatahan biasanya dilengkapi dengan tiang-tiang yang menyangga atapnya, berbentuk rumah panggung rumah adat ini terbuat dari kayu TatahanPada umumnya rumah tatahan terdiri dari dua ruangan, bagian depan dipakai untuk memasak dan menyimpan tungku, dan ruang satunya dipakai untuk kegiatan Rumah UluSalah satu rumah adat Sumatera Selatan adalah rumah ulu, rumah adat ini adalah rumah tradisional yang dimiliki masyarakat di sepanjang hulu sungai pembuat rumah ulu terbilang memiliki teknik yang unik dan rumit, karena harus mengikuti sistem khusus yang dinamai UluSaat ini rumah ulu sudah jarang ditemui di Sumatera Selatan, mungkin karena salah satu bahan pembuatnya juga harus memakai kayu khusus seperti kayu Rumah RakitRumah rakit merupakan rumah adat Palembang yang dibangun terapung di atas rakit. Rakit yang dipakai disusun dari potongan bambu dan balok-balok bagian ujungnya diberi tiang yang dipasang diikat ke tonggak, kemudian tonggak tersebut ditancapkan ke tebing sungai sehingga bangunan ini bisa RakitPada awal adanya rumah rakit, para masyarakat Palembang menggunakan tali rotan sebagai pengikat rakit menggunakan dua bidang atap yang dinamakan atap kajang. Rumah ini terbagi ke dalam dua ruangan yang memiliki dua Rumah Cara GudangRumah cara gudang memiliki desain yang bentuknya memanjang seperti bentuk gudang. Seperti ciri khas rumah adat Sumatera Selatan, rumah tradisional ini memiliki atap yang berbentuk membuatnya berbeda dengan rumah limas, pada rumah cara gudang tidak memiliki Cara GudangBahan-bahan yang digunakan dalam pembuatan rumah cara gudang adalah kayu berkualitas yang disusun dengan penuh gudang menggunakan material dari kayu unglen, trembesi, dan petanang. Rumah cara gudang memiliki bagian ruangan yang sama dengan rumah Rumah KilapanRumah adat kilapan adalah rumah tradisional Sumatera Selatan yang sisi dindingnya diproses halus dengan sugu atau ini pada umumnya berbentuk panggung yang dilengkapi dengan tiang penyangga yang memiliki tinggi 1,5 KilapanCiri khas dari rumah kilapan adalah tiangnya yang tidak ditancapkan ke dalam tanah, tiangnya akan diletakkan begitu saja di atas yang menyangga rumah kilapan biasa disebut dengan tiang duduk, sama seperti rumah adat Sumatera Selatan pada umumnya, rumah kilapan memiliki dua ruangan yang difungsikan sebagai ruang depan dan Rumah KingkingRumah adat Sumatera Selatan yang terakhir adalah rumah kingking, yang merupakan rumah panggung dengan ciri khas memiliki tiang KingkingBentuk rumah kingking mirip seperti bujur sangkar, atapnya dibuat dari bahan bambu yang dibelah dua dan dinamai seperti rumah adat Sumatera Selatan lainnya, rumah ini juga terdiri dari dua ruangan yang berfungsi sebagai ruang depan dan tempat berkumpulnya rumah tradisional memiliki filosofi yang melambangkan kekayaan budaya dari masyarakatnya. begitu juga dengan rumah adat Sumatera berikut adalah filosofi dari rumah adat Sumatera ornamen yang berbentuk tanduk dan melati pada bagian atap rumah adat Sumatera Selatan, dua tanduk melambangkan sosok Adam dan Hawa, Sedangkan melati melambangkan keagungan dan tiga tanduk yang melambangkan matahari, bulan, dan bintang. Sementara empat tanduk melambangkan empat sahabat Nabi Muhammad tanduk pada ornamen rumah adat Sumatera Selatan melambangkan rukun islam, karena mayoritas masyarakatnya memang memeluk agama adat Palembang pada umumnya menghadap ke arah timur dan barat, makna dari desain ini adalah tentang siklus yang menghadap ke barat dinamakan matoari bangian yang menghadap ke timur disebut matoari matiCiri Khas Rumah Adat Sumatera SelatanCiri khas dari rumah adat Sumatera Selatan, diantaranya adalah sebagai atap yang mayoritas bentuknya seperti dari rumah adat Sumatera Selatan berbentuk rumah desain yang mengikuti kondisi alam Pulau Sumatera yang sebagian wilayahnya merupakan jalur bangunan rumah yang desainnya bertingkat-tingkat sesuai dengan filosofi budaya ada tamu, masyarakat Sumatera Selatan akan menerimanya di teras atau lantai rumahnya memakai kayu uglen yang terkenal tahan di atas merupakan penjelasan tentang rumah adat Sumatera Selatan lengkap dengan filosofi dan ciri khasnya. Semoga informasi tersebut bisa bermanfaat.
Sumatera Selatan merupakan salah satu provinsi di Pulau Sumatera dengan ibukota yang terletak di Kota Palembang. Provinsi yang dulu terkenal sebagai pusat wilayah kekuasaan Kerajaan Sriwijaya ini memiliki berbagai daya tarik. Namun ada satu hal yang tidak boleh terlewat untuk diketahui dari provinsi yang bersebelahan dengan Kepulauan Bangka Belitung ini, yaitu rumah adatnya. Pengertian Rumah Adat Sumatera Selatan dan PenjelasannyaJenis-Jenis Rumah Adat Sumatera Selatan1. Rumah Limas2. Rumah Cara Gudang3. Rumah Rakit4. Rumah Tatahan5. Rumah Kilapan6. Rumah Padu Ampar7. Rumah Padu Kingking8. Rumah Ulu Ogan9. Rumah Ulu Komering Pengertian Rumah Adat Sumatera Selatan dan Penjelasannya Sumber Secara umum, terdapat dua etnik yang berada di Sumatera Selatan. Pertama, yaitu kelompok etnik Uluan yang bertempat tinggal di hulu Batanghari Sembilan. Kedua, yaitu kelompok etnik Iliran yang menempati bagian hilir Batanghari Sembilan, yang sekarang dikenal dengan Palembang. Kedua etnik ini terdiri dari berbagai macam suku dan tiap mereka memiliki keunikan masing-masing, termasuk dalam hal corak rumah tradisional. Dua arsitektur utama di Provinsi Sumatera Selatan adalah Rumah Uluan dan Rumah Iliran. 1. Rumah Uluan Sumber Rumah-rumah adat yang termasuk rumah Uluan memiliki ciri khas tersendiri dan biasanya terletak di dataran tinggi Sumatera Selatan. Secara umum, rumah-rumah uluran memiliki persamaan dalam hal bentuk bangunan yang berupa rumah panggung dan ditopang dengan tiang-tiang yang tinggi. Namun, masing-masing Rumah Uluan juga memiliki perbedaan antara satu dengan yang lainnya, seperti dalam hal susunan ruang, susunan tiang, bentuk atap, serta tangga. Rumah Uluan ini dapat dibagi menjadi empat jenis, yaitu Besemah Rumah adat jenis ini dapat ditemukan di Kota Pagar Alam, Kabupaten Lahat, dan daerah sekitarnya. Pada umumnya rumah ini adalah rumah panggung yang berbentuk persegi, memiliki ketinggian 1,5 meter dari permukaan tanah, terdapat atap piabung, dan tiangnya tiang duduk diletakkan di atas batu. Rumah Besemah ini juga dapat dibagi menjadi empat macam, yaitu Rumah Tatahan, Rumah Kilapan, Rumah Padu Kingking atau Padu Kingking, serta Rumah Padu Ampagh. Semende Rumah ini merupakan rumah adat Suku Semende, yang mempunyai bentuk bangunan hasil transformasi Rumah Besemah. Ruman adat yang masih dapat ditemui di Kabupaten Muara Enim ini memiliki ciri khas berupa sekat-sekat yang terletak di ruang induk dan lebih banyak terdapat jendela. Rumah ini juga disebut dengan Rumah Tunggu Tabang karena pemindahtanganan rumah ini hanya dapat dilakukan dengan proses Tunggu Tabang yang sesuai dengan sistem matrilineal. Ogan Rumah adat yang merupakan hasil transformasi Rumah Besemah ini merupakan rumah tradisional dari Suku Ogan yang tinggal di tepian Sungai Ogan. Rumah adat yang banyak ditemui di Ogan Komering Ulu ini memiliki ciri khas berupa penambahan tritisan yang ditopang oleh tiang-tiang, atap yang tidak melengkung, dan memiliki ketinggian lantai antar-ruangan yang sama. Kemering Rumah adat jenis ini terdapat dua macam. Pertama, yaitu Rumah Ulu Komering yang merupakan rumah tradisional Suku Komering. Ciri khusus rumah ini adalah memiliki atap pelana tanpa patahan, terdapat persilangan listplank pada kedua ujung atap, dan memiliki tiang yang ditanam ke tanah. Kedua, yaitu Rumah Lamban Tuha atau Lambanan Tuha yang merupakan rumah adat Suku Ranau. Keunikan rumah ini adalah berbentuk rumah panggung dengan atap tinggi yang berjenis pelana kuda dan berkemiringan 45 derajat. Selain itu, rumah ini juga memiliki ciri lain berupa lantai papan yang memanjang, memiliki sistem pondasi kalindang dan ari, serta memiliki tujuh ruangan berbeda. 2. Rumah Iliran Sumber Rumah-rumah adat yang masuk kategori rumah Iliran dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu rumah Limas dan Rumah Rakit. Rumah Limas merupakan rumah panggung yang dibangun di darat, dan biasanya diperuntukkan bagi para bangsawan. Sedangkan rumah Rakit merupakan rumah yang dibangun di atas permukaan sungai, dapat berpindah-pindah, serta biasanya ditinggali oleh masyarakat biasa. Rumah Ilirian dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu Rumah Rakit, Rumah Limas, dan Rumah Gudang. Rumah Rakit identik dengan bangunannya yang berada di atas permukaan sungai. Rumah Limas banyak ditemui di Kota Palembang dan biasanya diperuntukkan bagi para bangsawan. Sedangkan Rumah Gudang merupakan rumah ada yang paling banyak dapat ditemui di Sumatera Selatan karena banyak menjadi pilihan tipe tempat tinggal oleh masyarakat biasa. Fungsi bagian bawah rumah ini juga mengalami perubahan, dari yang digunakan sebagai gudang dan kandang ternak, menjadi ruangan tempat tinggal. Jenis-Jenis Rumah Adat Sumatera Selatan Apa saja contoh rumah adat di daerah Sumatera Selatan? Lebih lengkapnya, berikut macam-macam rumah adat di Provinsi Sumatera Selatan beserta deskripsi, foto, gambar ilustrasi, dan penjelasannya. 1. Rumah Limas Sumber Nama limas sendiri berasal dari dua kata, yaitu lima dan emas. Rumah Limas ini mempunyai ciri khas berupa atap yang berbentuk limas, memiliki tiang penyangga dengan ketinggian 1,5–2 meter dari permukaan tanah, serta memiliki undakan atau kekijing yang jumlahnya antara dua hingga 4 buah anak tangga. Rumah adat ini juga identik dengan lantai bertingkat-tingkat atau bengkilas yang digunakan saat ada acara atau kepentingan keluarga, salah satunya hajatan. Luas rumah tradisional ini berkisar antara 400 hingga 1000 meter persegi. Selain itu, rumah ini dibangun menghadap dua mata angin, yaitu Timur dan Barat serta memiliki filosofi khusus. Bagian rumah yang menghadap Timur disebut dengan Matoari Edop atau matahari terbit, yang mengandung makna kehidupan yang baru. Sedangkan bagian rumah yang menghadap Barat disebut dengan Matoari Mati atau matahari terbenam, yang memiliki makna akhir kehidupan. Untuk bagian atas rumah dapat ditemukan ornamen simbar yang berbentuk melati dan tanduk. Melati merupakan simbol kerukunan dan keagungan. Simbar dua tanduk menyimbolkan adam dan hawa, tiga tanduk menyimbolkan matahari-bulan-bintang, empat tanduk menyimbolkan sahabat Nabi, dan lima tanduk menyimbolkan rukun Islam. Namun, selain sebagai hiasan dan simbol, simbar ini juga berfungsi untuk menangkal petir. Rumah adat ini dibangun dengan material kayu sebagai bahan utamanya. Untuk bagian lantai, dinding, dan pintu, biasanya jenis kayu yang digunakan adalah kayu tambesu. Sedangkan tiang penyangga biasanya kayu yang digunakan adalah jenis unglen yang dikenal tahan air dan tahan lama. Untuk bagian kerangka, rumah ini menggunakan jenis kayu seru, yang dalam kebudayaan masyarakat setempat kayu ini tidak boleh diinjak atau dilangkahi. Rumah Limas ini terdiri dari tiga bagian, yaitu depan, tengah, dan belakang dengan fungsi masing-masing. Bagian depan rumah ini biasanya ditemukan gentong berisi air untuk mencuci tangan. Bagian depan rumah yang juga disebut dengan garang ini biasanya juga digunakan sebagai tempat berkumpul keluarga. Untuk bagian tengah, rumah ini dapat ditemukan kekijing dengan setiap kekijing memiliki dua buah jendela yang masing-masing berada di sebelah kiri dan kanan. Sedangkan bagian belakang rumah biasanya digunakan untuk dapur. Dapur ini pun dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu ruangan penyiapan bahan, pengolahan bahan, dan tempat membersihkan peralatan dapur. Khusus untuk kekinjing, bagian ini masih dapat terbagi dari beberapa ruangan dan pembagiannya diatur berdasarkan usia, jenis kelamin, pangkat, bakat, dan martabat. Selain itu, tingkatan kekinjing ini juga merefleksikan tingkatan garis keturunan asli Palembang, yang apabila diurutkan dari tingkat paling bawah yaitu Kiagus, Massagus atau Kemas, dan Raden. Berikut pembagian ruangan dan keterangannya Pagar Tenggulung Bagian ini berupa ruangan luas tanpa ada dinding pembatas. Ruangan ini biasanya digunakan untuk menerima tamu saat upacara adat. Hal yang menjadi keunikan tersendiri untuk ruangan ini adalah adanya lawang kipas yang apabila dibuka dapat menjadi langit-langit ruangan. Selain itu, mereka yang berada di dalam ruangan ini dapat melihat suasana luar ruangan, sedangkan, mereka yang ada di luar ruangan tidak dapat melihat ke dalam ruangan. Jogan Ruangan ini digunakan sebagai tempat berkumpulnya kaum laki-laki anggota keluarga pemilik rumah. Kekinjing Ketiga Ruangan ini diperuntukkan bagi tamu yang secara khusus diundang oleh pemilik rumah ketika sedang ada hajat. Secara struktur, ruangan ini memiliki sekat dan memiliki posisi yang lebih tinggi dari permukaan lainnya, serta bersifat privasi. Kekinjing Keempat Ruangan ini diperuntukkan bagi orang yang sangat dihormati dan juga memiliki ikatan darah dengan pemilik rumah. Seperti tamu undangan yang dituakan, Dapunto, hingga para Datuk. Gegajah Ruangan ini merupakan yang terluas di antara ruangan lainnya namun di saat yang sama juga memiliki sifat privasi yang tinggi. Hal ini karena ruangan ini diperuntukkan hanya untuk mereka yang berkedudukan sangat tinggi dalam keluarga maupun masyarakat. Bagian bawah ruangan ini juga dapat ditemukan amben atau tempat musyawarah yang berupa undakan lantai serta kamar pengantin apabila pemilik rumah mengadakan pernikahan. 2. Rumah Cara Gudang Sumber Nama rumah Cara Gudang ini berasal dari bentuk rumah yang memanjang menyerupai gudang. Rumah adat ini memiliki ciri berupa tiang penyangga setinggi 2 meter, memiliki atap berbentuk limas, dan tidak memiliki kekinjing. Rumah ini juga terbuat dari kayu, yang biasanya diambil dari jenis ungles, petanang, dan tambesu. Seperti halnya dengan rumah limas, rumah ini juga memiliki tiga bagian. Bagian depan berfungsi sebagai tempat berkumpul dan istirahat bagi anggota keluarga serta digunakan untuk acara kenduri. Bagian tengah berfungsi untuk menjamu tamu dan bagi tamu yang berusia tua dan/atau terhormat akan menempati sisi yang lebih dalam. Bagian belakang berfungsi sebagai kamar, dapur, dan ruang dalam. Kamar ini akan digunakan oleh kepala keluarga sebelum digantikan oleh anak perempuannya yang sudah dewasa. 3. Rumah Rakit Sumber Sesuai namanya, rumah ini dibangun di atas rakit dan terdiri dari material kayu dan bambu. Rumah ini juga memiliki dua bidang atap yang disebut kajang yang terbuat dari daun nipah kering, memiliki dua pintu yang masing-masing menghadap sungai dan tepi sungai, dua jendela di sisi kiri dan kanan, serta sebuah jembatan penghubung antara bangunan dengan daratan. Agar tidak terbawa arus, rumah tradisional ini diikatkan pada sebuah penambat atau serdang menggunakan tali rotan. Sedangkan untuk menjaga agar tetap terapung, rumah rakit ditopang dengan kumpulan batang bambu yang disebut dengan lanting. Biasanya, rumah adat ini ditemukan di Sungai Ogan, Musi, dan Komering. Beberapa manfaat dan kegunaan rumah Rumah Rakit saat ini selain tempat tinggal adalah sebagai gudang, tempat penginapan, dan tempat berdagang. Menariknya, terdapat kebiasaan unik yang biasa dilakukan oleh suku Palembang yang menghuni Rumah Rakit, yaitu mereka menggunakan perahu untuk saling berkunjung satu sama lain. Asal usul keberadaan rumah rakit sendiri dari dua faktor. Pertama yaitu faktor geografis Palembang yang memiliki banyak sungai, serta kehidupan dari hampir seluruh rakyat bergantung pada sungai, mulai dari sumber air hingga jalur transportasi. Pada suatu hari, masyarakat pedalaman Sumatera Selatan, Uluan, membawa dan menjual hasil bumi ke daerah Palembang melalui sungai menggunakan rakit. Namun, banyak dari mereka yang memilih untuk tidak pulang dan membawa hasil penjualan mereka. Akhirnya, mereka pun mengubah rakit menjadi rumah sebagai bentuk adaptasi kondisi geografis dan kondisi sosial saat itu. Kedua, semakin menjamurnya rumah rakit tidak lepas dari sejarah kekuasaan Kesultanan Palembang. Pihak kerajaan telah mengeluarkan kebijakan bagi para pendatang untuk menetap di rumah rakit agar mereka lebih mudah mengawasi dan membedakan antara warga asing dengan warga asli setempat. Selain itu, apabila mereka berbuat kriminal, maka pemerintah kerajaan akan langsung memotong tambat rumah rakit agar rumah hanyut terbawa arus sungai. 4. Rumah Tatahan Sumber Rumah Tatahan ini merupakan bagian dari tipe rumah baghi dengan ciri-ciri khusus berupa ukiran dan yang menghiasi beberapa sudut rumah. Pemilik dari rumah ini berasal dari Suku Pasemah yang tinggal di daerah pegunungan atau dataran tinggi. Rumah berukuran 8 x 8 meter ini dibangun dengan kayu tambesu dan kelat yang memiliki kualitas baik dan tahan lama. Bangunan rumah adat ini memiliki dua bagian, yaitu depan dan tengah. Bagian depan berfungsi sebagai tempat untuk memasak. Sedangkan pada bagian belakang dipergunakan untuk aktivitas sehari-hari sang pemilik rumah. Pada malam hari bagian ini dijadikan sebagai tempat tidur bagi pemilik rumah dan menjadi tempat menjamu para tamu saat memiliki hajat. 5. Rumah Kilapan Sumber Sama halnya dengan Rumah Tatahan, Rumah Kilapan atau juga disebut Gilapan merupakan bagian dari tipe rumah baghi dengan ciri-ciri dinding yang polos. Rumah ini memiliki bentuk panggung dengan tinggi meter. Tiang penyangga rumah kilapan ini bernama lain tiang duduk yang diletakkan di atas batu, tidak ditanam ke dalam tanah. Berlaku pula untuk Rumah Tatahan, sendi-sendi atau setiap bagian rumah ini tidak disambungkan dengan paku, melainkan hanya diikat menggunakan rotan. Selain itu, ciri dari tumah tipe baghi ini juga terlihat dari tidak ditemukannya keberadaan sekat. Kalaupun ada, sekat atau sengkar ini digunakan untuk membatasi antara ruangan dengan alat dapur, peralatan pertanian, serta peralatan pertukangan. Dalam perkembangannya, beberapa rumah kilapan saat ini diberi pembatas ruangan untuk membuat kamar. 6. Rumah Padu Ampar Sumber Hampir seluruh bagian rumah tradisional ini terbuat dari bambu dan memiliki bentuk dasar rumah panggung. Rumah ini memiliki atap tinggi dari bambu, sedikit melengkung seperti pelana kuda dan berbentuk trapesium bernama piabung. Bangunan rumah ini dilengkapi dengan tangga yang juga terbuat dari bambu. Namun, bentuk dari bangunan rumah tradisional ini tidak berundak, sehingga nampak seperti tidak memiliki sengkar bawah maupun atas. 7. Rumah Padu Kingking Sumber Rumah Padu Kingking atau Padu Tingking ini adalah rumah tradisional Suku Pasemah. Bentuk bangunan rumah adat ini menyerupai bujur sangkar dan dibangun dengan bahan utama kayu dan bambu. Seperti halnya Rumah Padu Ampar, rumah adat ini memiliki atap piabung dan tiang penyangga bernama tiang duduk. 8. Rumah Ulu Ogan Sumber Rumah ini merupakan rumah adat dari Suku Ogan yang bermukim di daerah Kabupaten Ogan, Komering Ulu. Bangunan ini memiliki ciri khas berupa ada tambahan atap tritisan yang berada di bagian depan atau samping rumah. Atap tritisan ini ditopang oleh tiang dan penempatannya disesuaikan dengan kebutuhan pemilik rumah. Selain itu, atap utama bangunan tidak melengkung serta lantainya memiliki ketinggian yang sama antar-ruangnya. 9. Rumah Ulu Komering Sumber Rumah ini merupakan rumah asli Suku Komering yang bertempat tinggal di Ogan Komering Ulu Selatan dan Ogan Komering Ulu Timur. Bagian rumah yang menjadi ciri khas adalah atap dengan bentuk pelana namun tanpa ada lekukan. Di samping itu, rumah adat ini ditopang oleh tiang yang ditanam ke dalam tanah. Saat ini, Rumah Ulu Komering masih banyak dijumpai di daerah Minanga, Cempaka, Ogan Komering Ulu Timur, Sumatera Selatan. Demikian artikel tentang rumah adat di Sumatera Selatan ini. Dapat disimpulkan bahwa rumah adat dari provinsi yang terletak di bagian Selatan Pulau Sumatera ini sangat beragam, yang jenisnya bergantung dari bentuk fisik hingga asal sukunya. Semoga artikel ini dapat memberi manfaat serta mampu memperluas wawasan, khususnya tentang rumah adat, bagi para pembaca. Kamu juga bisa perluas wawasan tentang tarian tradisional khas sumatera selatan, seperti tari Tanggai hingga tari Gending Sriwijaya.
Sumatera Selatan adalah salah satu provinsi yang memiliki beragam bentuk rumah adat yang memiliki makna filosofi, sejarah dan keunikannya yang mencerminkan Indonesia kaya akan nilai dan kaya akan keanekaragaman budayanya. Sumatera Selatan dikenal dengan provinsi yang memiliki beragam suku dan budaya yang unik dan eksotis. Selain itu, Sumatera Selatan memiliki banyak jenis tarian daerah yang mengesankan. Namun, Sumatera Selatan tidak hanya dikenal dengan tariannya saja, akan tetapi dengan rumah adatnya yang unik dan memiliki nilai budaya banyaknya suku maupun budaya inilah yang menyebabkan Sumatera Selatan memiliki banyak rumah adat. Masing-masing rumah adat yang ada di Sumatera Selatan memiliki keunikan dan fungsinya tersendiri. Ada berbagai macam rumah adat yang dapat Anda temui dan sayang jika terlewatkan, apabila Anda berkunjung ke Sumatera sudah menjadi kewajiban kita untuk menjaga budaya kita, salah satunya adalah rumah adat yang menjadi ciri khas suatu daerah. Rumah adat tentu warisan budaya yang harus kita lestarikan. Oleh karena itu, perlu pengetahuan tentang rumah adat apa saja yang ada di Provinsi Sumatera Selatan. Berikut adalah ulasan mengenai rumah-rumah adat yang ada di Sumatera Rumah Adat Tatahan2. Rumah Adat Padu Kingking3. Rumah Adat Ulu4. Rumah Adat Cara Gudang5. Rumah Adat Limas6. Rumah Adat Kilapan7. Rumah Adat Rakit1. Rumah Adat TatahanImage Credit adat ini dimiliki oleh suku asli Sumatera Selatan, tepatnya oleh Suku Pasemah. Rumah adat ini juga digunakan untuk bersemah, selain itu kata tatahan di rumah adat ini dapat diartikan sebagai pahatan. Rumah adat ini mempunyai nilai yang sangat tinggi dari segi budaya. Uniknya, rumah adat ini lebih mengutamakan bentuk pahatan, dibanding dengan rumah adat yang menggunakan Adat Tatahan memiliki bahan dasar utama bangunan yang terbuat dari kayu. Kayu yang biasa digunakan berasal dari jenis kayu kelat dan kayu tembesu. Tiang pada rumah adat ini umumnya setinggi sekitar m dengan bentuk yang kokoh dan kuat. Ada 2 bagian ruangan utama yang ada di rumah adat ini. Bagian ruangan tersebut adalah bagian ruangan tengah, dan bagian memiliki ruangan dengan fungsi yang berbeda. Ruangan yang berada di bagian tengah umumnya digunakan sebagai ruang untuk tamu ataupun ruangan untuk berkumpul bersama keluarga. Sedangkan pada bagian depan, terdapat ruangan yang memiliki tungku untuk memasak dan berfungsi sebagai Rumah Adat Padu KingkingImage Credit adat selanjutnya di Provinsi Sumatera Selatan adalah Rumah Adat Padu Kingking. Rumah adat ini berbentuk rumah panggung. Rumah Adat Padu Kingking merupakan rumah adat yang dimiliki Suku Pasemah. Bahan utama dari bangunan rumah adat ini berasal dari kombinasi berupa kayu dan umum, rumah adat ini berbentuk bujur sangkar, dimana atapnya dibagi menjadi dua. Bagian atap pada Rumah Adat Padu Kingking dinamakan gelumpai. Gelumpai ini tersusun dengan rapih dan di buat dari potongan-potongan bambu. Tiang penyangga pada bangunan adat ini juga merupakan tiang duduk. Tiang duduk hanya menempel di atas tiang yang seperti ini menyebabkan rumah adat rentan terhadap gerakan tanah yang diakibatkan oleh bencana alam. Rumah Adat Padu Kingking memiliki ruangan yang hampir menyerupai Rumah Adat Tatahan. Ada 3 bagian ruangan di Rumah Adat Padu Kingking ini. Ketiga ruangan tersebut terdiri dari ruangan di bagian depan dan bagian tengah, serta bagian Rumah Adat UluImage Credit adat selanjutnya yang dimiliki oleh Sumatera Selatan adalah Rumah Adat Ulu. Rumah Adat Ulu ini terletak di daerah sekitar hulu Sungai Musi, Sumatera Selatan. Kata Ulu berasal dari sebutan uluan, dimana kata ini mempunyai arti pedesaan. Selain berarti pedesaan, uluan ini juga kata yang umum untuk digunakan sebagai sebutan bagi penduduk-penduduk yang berada di Sungai Adat Ulu memiliki bentuk menyerupai balok atau kotak. Bahan utama yang digunakan pada bangunan ini adalah kayu. Bagian bawah rumah adat ini ditopang menggunakan kayu jenis unglen. Kayu jenis unglen memiliki bentuk yang kuat dan kokoh, sehingga dapat bertahan lama dan awet. Rumah berbentuk panggung ini memiliki atap yang Adat Ulu memiliki bagian teras. Bagian teras disebut juga garang. Teras atau garang pada rumah adat ini ada 2 bagian dan terletak di bagian belakang maupun depan. Bagian teras tidak tertutup naungan atap. Bagian teras biasanya digunakan para penduduk untuk mengeringkan perabotan-perabotan rumah tangga. Bagian tangga dihiasi dengan atap dan digunakan untuk Rumah Adat Ulu memiliki beberapa aturan, yaitu rumah wajib dibangun dari bagian hulu ke hilir dan rumah di bangun harus ke arah bagian depan aliran air. Hal ini menyebabkan bagian hulu dihuni oleh masyarakat yang lebih dulu membangun rumah adat di sana atau penduduk yang memiliki umur lebih tua dalam keluarganya. Sedangkan bagian hilir diduduki keturunan lebih Adat Ulu dapat dimiliki oleh rakyat biasa maupun para bangsawan. Akan tetapi dari segi undakan, terdapat perbedaan antara kedua rumah adat ini. Rumah Adat Ulu yang dimiliki oleh rakyat biasa hanya memiliki 1 undakan atau bahkan tidak ada. Sedangkan untuk rumah adat para bangsawan, rumah adatnya memiliki undakan, umumnya sebanyak 3 Rumah Adat Cara GudangImage Credit adat selanjutnya adalah Rumah Adat Cara Gudang. Rumah adat ini merupakan rumah adat yang dimiliki Suku Palembang. Kata gudang sendiri, berasal dari bentuk bangunan yang memanjang seperti gudang. Rumah Adat Cara Gudang ini dapat digunakan untuk tempat hasil panen masyarakat maupun hunian. Rumah ini memiliki atap menyerupai rumah adat limas, namun tidak rumah ini seperti panggung dan memanjang dengan tiang setinggi 2 m. Bahan utama dari bangunan rumah adat ini adalah kayu. Kayu yang digunakan berasal dari kayu jenis tembesu, unglen, maupun petanang. Kayu-kayu ini digunakan karena selain kuat, juga kokoh. Rumah adat Cara Gudang terbagi menjadi 3 bagian, yaitu bagian belakang, bagian tengah, serta bagian belakang memiliki ruangan yang difungsikan sebagai ruang dalam, dapur, maupun kamar. Bagian tengah memiliki ruangan yang difungsikan sebagai ruangan bagi tamu terhormat atau berusia lanjut. Sedangkan, bagian depan memiliki ruangan yang difungsikan untuk tempat istirahat, berkumpul, maupun digunakan sebagai tempat untuk mengadakan acara Rumah Adat LimasImage Credit adat yang satu ini memiliki bentuk atap yang menyerupai bangun ruang limas dan memiliki bangunan berundak/bertingkat. Lantai yang bertingkat-tingkat sering dinamakan Bengkilas. Umumnya tamu undangan diterima di lantai kedua atau di bagian teras. Nama Rumah Adat Limas, disebut juga Rumah rumah adat yang hampir mirip juga ditemukan di Malaysia, salah satunya di Johor. Bangunan rumah adat di bangun dengan arah rumah mengarah ke timur serta barat atau seperti arah matahari akan terbit maupun terbenam. Bahan utama bangunan ini sebagian besar menggunakan kayu. Kayu yang digunakan berbeda-beda. Bagian pintu, lantai, dan dinding digunakan kayu tiang menggunakan kayu jenis unglen dan kayu seru digunakan sebagai kerangka bangunan. Rumah limas sering digunakan sebagai tempat pelaksanaan upacara adat, sehingga memiliki ruangan yang luas. Rumah ini memiliki tiang penyangga setinggi m dan ada 5 ruangan di rumah adat ini, yaitu jogan, pagar tenggulung, gegajah, kekijing ke-3, dan kekijing digunakan untuk tempat berkumpulnya para lelaki. Pagar tenggulung digunakan sebagai tempat bersantai bersama keluarga. Selanjutnya, ruang gegajah, ruangan ini berfungsi sebagai ruang penerima tamu kehormatan dan sebagai pelaminan jika ada kekijing ke-3, digunakan sebagai ruangan tempat menerima tamu di acara adat. Sedangkan ruang kekijing ke-4 berfungsi sebagai ruangan untuk para tamu yang lebih tua, berkerabat dekat, datuk/dapunto. Rumah adat ini berasal dari Rumah Adat KilapanImage Credit adat lainnya yang ada di Provinsi Sumatera Utara adalah Rumah Adat Kilapan. Rumah adat ini dimiliki oleh Suku Pasemah. Suku Pasemah ini merupakan salah satu suku asli yang berasal dari Provinsi Sumatera Selatan. Berbeda dengan rumah adat lainnya, Rumah Adat Kilapan tidak memiliki ukiran di bagian dalam maupun luar rumah. Rumah ini terlihat sederhana namun Adat Kilapan memiliki tinggi tiang yang berkisar m. Tiang tersebut hanya menempel di atas batu, sehingga tidak menyentuh permukaan tanah. Hal Ini menyebabkan tiang penyangga ini disebut juga tiang dengan rumah adat lainnya, untuk bagian sendi bangunan, digunakan rotan sebagai sambungannya. Rotan menyambungkan masing-masing potongan kayu dengan kokoh. Umumnya Rumah Adat Kilapan ini tidak memiliki sengkar. Sengkar di sini dapat dsiartikan sebagai tetapi, saat ini Rumah Adat Kilapan sudah ditambahkan juga dengan sekat. Sekat ini difungsikan untuk memisahkan ruangan. Berdasarkan sekatnya, ruangan dibagi menjadi 3 ruangan di Rumah Adat Kilapan ini. Ruangan tersebut, yaitu ruangan atas sengkar, ruangan bawah, dan ruangan Rumah Adat RakitImage Credit adat ini berasal dari Palembang. Rumah adat ini dapat ditemukan di sungai Komering, Musi, dan Ogan. Uniknya, bangunannya berada di permukaan air. Sesuai namanya, rumah adat ini menyerupai rakit. Potongan bambu maupun kayu disusun sedemikian rupa, hingga membentuk rakit. Kumpulan potongan bambu ini biasa disebut lanting. Lanting inilah yang menjadi bagian dasar rumah adat ini berbentuk persegi panjang yang hampir menyerupai bujur sangkar. Rumah adat ini mempunyai 2 pintu yaitu pintu mengarah tengah sungai dan pintu mengarah tepi sungai. Tiang dipasang pada sudut rumah dan disambungkan ke tombak dengan erat menggunakan rotan. Tombak tersebut ditancapkan di tebing-tebing sungai agar tidak penduduk akan menuju daratan maka mereka dapat menggunakan jembatan. Sedangkan rumah adat yang satu dengan rumah adat lainnya dihubungkan dengan menggunakan perahu. Selain sebagai tempat tinggal, kegunaan lain dari rumah adat ini adalah untuk melakukan perdagangan, sebagai tempat penginapan, atau dijadikan gudang tempat ulasan beberapa rumah adat yang ada di Provinsi Sumatera Selatan. Ulasan ini diharapkan menjadikan kita sebagai negara yang kaya akan kebudayaan, sudah sepatutnya bagi kita untuk lebih peduli pada warisan budaya. Salah satunya adalah dengan mengetahui dan menjaga kearifan budaya yang kita miliki.
- Sumatera Selatan Sumsel merupakan provinsi di Indonesia yang terletak di bagian selatan Pulau Sumatera dengan ibukota di Palembang. Rumah Limas adalah nama rumah tradisional Provinsi Sumatera Selatan yang mempunyai atap seperti limas. Rumah Limas terdapat berbagai macam komponen, seperti kerangka, atap, dinding, lantai, pintu dan tiang dari buku Sumatera Selatan memasuki era pembangunan jangka panjang tahap kedua 1993, biasanya rumah limas didirikan di tepi sungai dengan menghadap ke barat yang disebut Matoari Edop atau berarti matahari terbit yang melambangkan kehidupan baru. Untuk yang menghadap ke timur disebut dengan Matoari Mati yang berarti matahari terbenam atau melambangkan akhir dari kehidupan. Baca juga Mengenal Rumah Kajang Lako, Rumah Adat JambiItu dilakukan untuk memudahkan dalam melakukan kegiatan sehari-hari pada rumah tangga seperti mencuci pakaian, atau perabot dapur. Rumah Limas memiliki ruangan bertingkat yang disebut Bengkilas berjenjang. Di mana hanya dipergunakan pada waktu tuan rumah mengadakan hajat kenduri atau pertemuan keluarga. Ketika tuan rumah menerima tamu biasa cukup di teras atu jenjang kedua. Keseluruhan bengkilas berjumlah lima, di mana mulai dari teras depan atau beranda sampai ke ruang tengah.
rumah tradisional sumatera selatan tts